“Rezaaa….! Ganti baju dulu sebelum makan
siang.” Teriakan ibuku yang diikuti dengan kedatangannya membuyarkan seluruh lamunanku.
“Bentar lagi ma” jawabku dengan malas. “Yasudah, jangan lama-lama” jawab ibuku
sambil berbalik dan meninggalkan kamarku. Ya, namaku Reza. Aku adalah seorang
murid salah satu SMP negeri di kota Bandarlampung. Akupun segera menaruh foto
oshiku dan langsung mengerjakan perintah ibuku.
~~~
Ah, mungkin bagi dirimu…
Hanya teman sekelas saja yang jalan
pulangnya searah…
Keberadaan yang seperti angin…
Lirik lagu itu
terus kunyanyikan karena tidak lama lagi akan ada penilaian menyanyi di
pelajaran seni. Aku memilih lagu Futari
Nori no Jitensha milik idol grup kebanggaanku karena bagiku lirik lagu ini
sangatlah menyentuh dihati. “Oi berisik
lu nyanyi melulu..” Tiba-tiba temanku, Albar meneriakiku. “Selow geh, ini kan
buat pengambilan nilai entar Fan,” sahutku membalas perkataannya. “Dasar lo..”
balasnya. Akupun hanya diam saja sambil melanjutkan menuju tempat kami biasa
mencari angkot.
“Woy Daf!
Ja! Tungguin geh kalo mau balik” Aku dan Albar reflex melihat kearah orang yang
meneriaki kami. “Cepetan lagi lah, klo enggak kita orang tinggal ni..” balas
Albar ke orang tersebut. Orang itu tak lain adalah Zaidan, yang sedang bersama
Aldi berjalan menuju kami. Setelah mereka sampai di tempat kami berdiri, kami
berempat melanjutkan menuju tempat menunggu angkot. Tiba-tiba saja aku terdiam karena
di tempat kami akan menunggu angkot, ada seorang perempuan cantik yang sedang
menunggu angkot bersama teman-temannya. Namanya Kahla, seorang cewek yang
menggoda hatiku karena selain dia cantik, dia juga imut. Selain itu, rumahnya
juga dekat dengan rumahku.
Sebuah angkot berhenti tepat
dimana dia sedang menunggu angkot. Di hatiku aku berharap agar dia tidak
menaikinya agar aku bisa menunggu angkot bersamanya. Tapi sayang, dia menaiki
angkot itu bersama teman-temannya. Angkot itupun melaju meninggalkan tempat
itu. “Ah sial,” kataku di dalam hati. Akhirnya, aku dan 4 temanku itu menaiki
angkot lain yang berhenti disitu juga. Entah kenapa, selama perjalanan pulang
itu aku terus terbayang wajahnya.
~~~
2 Bulan Kemudian…
2 minggu lagi kami sudah akan
melaksanakan Ujian Nasional karena memang aku sudah kelas 3 SMP alias kelas 9.
Akupun semakin menggiatkan belajarku di rumah agar bisa berhasil dan masuk ke
SMA yang aku inginkan. Selain itu, jika aku berhasil dapat nilai yang baik dan
masuk SMA favorit, aku diperbolehkan pergi ke Jakarta untuk menonton JKT48
perform di teather. Aku kembali belajar, kali ini mata pelajaran IPA yang
kuanggap sedikit sulit. Tiba-tiba, HP-ku bergetar. Aku lihat siapakah yang
meng-sms-ku. Ternyata Kahla, aku pun sangat senang melihat sms darinya yang
isinya “Ja, bisa ke rumah gw gk? Gue pengen minta ajarin pelajaran MTK.” Akupun
langsung membalasnya “Oke, tunggu ya…”
Akupun bergegas menuju rumah
Kahla yang hanya berbeda 2 gang dari rumahku. Ketika aku melihat garasi, hanya
tersisa sepeda di situ, bannya pun kempes. Langsung saja kupompa kedua bannya
dan langsung menuju rumah Kahla. Sepeda yang kunaiki melaju kencang seperti
membelah jalanan yang kulewati. Saat melewati tikungan jalan, karena kurang berhati-hati
aku terjatuh. Kakiku terluka lumayan besar, tapi tetap aku paksakan untuk ke
rumah Kahla.
Sesampainya disana, aku sudah
ditunggu oleh dia di depan teras rumahnya. Akupun menaruh sepedaku di depan
garasi rumahnya dan berjalan ke tempatnya. “Maaf ya agak lama, ada kesalahan
teknis sedikit tadi” kataku asal untuk membuat alasan. “Iya gak apa-apa kok Ja,”
balasnya sambil melihat bagian kakiku yang terluka. “Lo tadi jatoh ya?”
tanyanya kemudian. “hhmm… Iya” jawabku sedikit ragu. “Yaudah masuk dulu, biar
gue obtain tapi gue cari obat dulu” ucapnya. Akupun sangat senang sekali.
Di dalam ruang tamu rumahnya,
dia mengobati lukaku dengan perlahan. Sesekali aku meringis kesakitan tetapi
bagiku itu wajar-wajar saja. Setelah lukaku selesai diobati, kamipun mulai
belajar bersama. Waktu sudah mulai sore setelah hampir 2 jam kami belajar. Aku
pun mengajakna keluar rumahnya sebentar untuk menyegarkan pikiran setelah
belajar. Dia setuju dan kami berdua pun keluar menuju teras rumah. “Ja, kita
naik sepeda yuk. Ke taman di depan komplek rumah” ajaknya padaku. “Serius?
Yaudah deh boleh” jawabku bersemangat.
Kami pun bersepeda, aku
membonceng dia di sepedaku karena sepeda miliknya sedang rusak. Kami sangat
menikmati bersepeda kali ini serta menikmati pemandangan langit sore yang indah
di komplek rumahnya. Kamipun tiba di taman di depan komplek. Di sana, kami
mengobrol sambil duduk-duduk di kursi taman. Ah, mimpi apa aku semalam sehingga
bisa seperti ini pikirku… Kami pun melihat indahnya langit mentari senja di
balik siluet bangunan-bangunan di sekitar komplek yang semakin menambah indah
suasana. Hingga Ujian Sekolah dilaksanakan, kami beberapa kali bersepeda berdua
kembali setelah belajar bersama di rumahnya.
~~~
3 minggu kemudian
di acara kelulusan sekolah…
“Amreyza dari kelas 9.2,
memperoleh nilai tertinggi kedua dengan total nilai 36,78. Silahkan naik ke
panggung.” Suara bapak kepala sekolah terdengar memanggilku, teman-temanpun
bersorak kepadaku. Alhamdulillah kataku dalam hati. Akupun segera naik keatas
panggung untuk menerima piagam penghargaan atas prestasiku. Setelah turun dari
panggung, aku kembali duduk di kursiku dan menonton acara selanjutnya yaitu
perform musik oleh murid sekolah.
Setelah grup bina vocal sekolah
tampil, sekarang saatnya Kahla yang akan perform. Aku telah meminta padanya
untuk membawakan lagu Give Me Five
dari AKB48 yang sudah aku artikan kedalam bahasa Indonesia. Ketika namanya
disebut, dia naik keatas panggung bersama salah satu murid kelas 9 lain. Ya! Cowok
bernama Panji dari kelas 9.5 ikut naik keatas panggung. Dan yang paling membuat
hatiku semakin hancur adalah MC yang berkata bahwa mereka berdua adalah sebuah
pasangan pacar. Akupun menikmati lagu itu walau ada perasaan kecewa yang sangat
besar dihatiku.
Setelah seluruh acara selesai,
aku mendatangi dia dan bertanya apakah benar yang dibilang oleh MC tadi. Diapun
meng-iyakan dengan berat hati karena bisa kulihat dari wajahnya. Aku sangat
sedih mendengar hal itu, terutama saat ia meminta maaf kepadaku. Akupun memaafkannya
dengan sangat berat hati lalu pergi keluar gedung acara. Aku hanya duduk dan
menatap kebawah sambil merenung. Tiba-tiba Albar berteriak dari jauh “Woy Reza,
ngapain lo? Ke kelas dulu yok daripada lo disitu, mending maen DotA.” Akupun segera berlari menuju dia lalu
bersamanya menuju ruang kelas. Mungkin memang keberadaanku seperti angin,
walaupun sudah sering mengobrol dengan Kahla dan bersepeda bersamanya tetapi tetap
saja aku tidak bisa mendapatkan cintanya. Ahsudahlah, Aku rapopo… pikirku .
0 komentar:
Posting Komentar